"Dia bilang gini 'Aduh ini rezekinya besar banget,cobaan apalagi yang dikasih sama Allah buat kita,' dia sampai ngomong gitu," imbuh Raffi mengulang ucapan Nagita.
Lain halnya saat masih muda yang diinginkannya hanya menjadi orang hebat dan kaya tanpa memikirkan hal lainnya. Namun kini semuanya berbeda.
"Dulu mungkin masih muda, kerja, senang dapat uang," kata Raffi.
"Saat dikasih sama Allah lebih yang kita tidak bayangkan, saya sama istri bingung. Aduh ini kok besar sekali, maksudnya berarti cobaan apa yang mau kita dapat," tutur Raffi kemudian.
Sekarang dengan limpahan rezeki yang mereka dapatkan, Raffi dan Nagita justru berpikir bagaimana mempertanggungjawabkannya.
"Jadi saya sama Nagita, Alhamdulillah kita untungnya dikasih (rasa) itu sama Allah, bukannya kita dapat uang 'wah asik nih'," kata Raffi.
"Justru kita bagaimana mempertanggungjawabkan titipan ini supaya bisa jadi bermanfaat," imbuhnya.
Pemikiran itu juga diperolehnya setelah melalui banyak proses dalam hidup yang dialami.
Karena Raffi menyadari sekaya apapun seseorang, tidak akan bisa membeli waktu untuk mengembalikan seseorang, dan tidak bisa juga menghapus dosa.
"Saya suka flashback, dosa-dosa saya, orang tua. Sekaya-kaya kita, tidak bisa membeli waktu untuk mengembalikan orang tua kita atau membeli untuk mengampuni dosa kita. Kembali ke diri kita sendiri," kata Raffi.
"Alhamdulillah, jadi enggak mungkin mau mengorbankan dunia kita untuk akhirat kita," sambungnya.(*)